Bata Ringan CLC
(Cellular Lightweight Concrete)
Bata ringan CLC (Cellular Lightweight Concrete) merupakan beton seluler yang mengalami proses curing beton secara alami. Ini sebenarnya mirip dengan beton konvensional, hanya saja agregat kasar (kerikil) diganti dengan gelembung udara. Dalam proses produksinya, foam agent/busa difungsikan sebagai media untuk membungkus udara.
Jenis bata ringan ini terbuat dari pasir, air, semen dan foam agent dan diproduksi dengan peralatan yang masih standar dan dapat dengan mudah pula diintegrasikan ke dalam pabrik beton konvensional. Berbeda dengan bata ringan AAC yang melibatkan reaksi kimia saat pencampuran adonan, bata hebel CLC ini tidak ada reaksi kimia dan dalam prosesnya menggunakan busa organik yang kurang stabil.
Pada bata hebel CLC, gelembung udara yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain. Hal ini menjadikan penyerapan air jauh lebih sedikit sehingga pengaplikasianya dalam struktural dapat menggunakan rangka baja. Dimana baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi. Penyerapan air lebih rendah daripada bata hebel AAC dan masih cukup baik dibandingkan dengan beton konvensional.
Kepadatan bata hebel CLC yang didapatkan bisa disesuaikan mulai dari 350 kg/m³ sampai 1.800 kg/m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N/mm². Beton dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 umumnya tidak memerlukan plaster seperti pada AAC, hanya cukup di cat saja.
Sama halnya beton konvensional, kekuatan bata hebel CLC juga akan bertambah seiring dengan waktu melalui kelembaban alami pada tekanan atmosfer saja. Selain itu, meski tidak seringan hebel AAC, hebel CLC tetap menawarkan penurunan bobot yang cukup besar dibandingkan dengan beton konvensional dan isolasi termal 500% lebih tinggi dan tahan api. Dalam penggunaannya, bata hebel CLC juga dapat dengan mudah dipaku, dipotong, atau digergaji.
Ukuran
Keterangan: (panjang x lebar x ketebalan)
- 60 x 20 x 7.5 cm
- 60 x 20 x 10 cm
- 60 x 20 x 12,5 cm
- 60 x 20 x 15 cm
- 60 x 20 x 20 cm
Spesifikasi
- Bahan dasar: meliputi semen, pasir, busa senyawa.
- Produksi: dilakukan manual dan tidak membutuhkan mesin oven autoclave dan pengeringannya mengandalkan panas matahari atau dijemur.
- Berat jenis kering: mencapai 650 kg/m3.
- Kepadatan kering (kg/m3): 400-600, 800-1000, 1200-1800
- Kekuatan tekanan (28 hari) kg/m3: 10-15, 25-35, 60-250
- Penggunaan: isolasi, beban bantalan, partisi non beban bantalan
- Ukuran blok pracetak = pada setiap bentuk dan ukuran pada rentang kepadatan 400-1800 kg/m3.
- Konduktivitas ternal unit (W/mk): 0,098 untuk 400 Kg/m3, 0,151 untuk 700 Kg/m3, 0,238 untuk 1000 Kg/m3.
- Isolasi udara: unggul.
- Kemudahan instalasi: dapat dipotong, dibor, dipaku.
- Ketahanan terhadap api: 4 jam.
1. Kelebihan Hebel
> Memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan dengan jenis bata lainnya.
> Memiliki ukuran yang lebih seragam dan lebih presisi, sehingga menjadikan hasil akhir pengerjaan khususnya bagian dinding tampak mulus dan rapi.
> Daya tahan yang tergolong cukup baik, oleh karena itu bisa awet dalam jangka waktu lama.
> Memiliki sifat kedap air yang bagus, sehingga dapat melindungi dinding dari rembesan air dan menjadikan dinding tidak mudah tumbuh lumut.
> Lebih kedap suara mengingat bahan hebel yang padat.
> Ketika menggunakan komposisi bahan yang berkualitas, maka hebel menjadi tahan terhadap api dan panas.
> Dapat lebih menghemat biaya karena penggunaan perekat material yang minimal.
> Lebih mudah dan cepat dalam pemasangannya.
> Dinding dari bata ringan atau hebel bisa dipotong dan dibor.
2. Kekurangan Bata Hebel
> Memerlukan perekat khusus karena tidak bisa menggunakan perekat biasa.
> Dalam pemasangannya juga dibutuhkan tenaga kerja yang memang sudah berpengalaman dalam memasang bata hebel.
> Umumnya pembelian bata ringan harus dalam jumlah yang banyak.
> Berpotensi lebih sulit untuk dikeringkan jika terkena air.
> Memiliki ukuran yang besar, sehingga memungkinkan adanya pemotongan yang membuat adanya sisa bata yang tidak terpakai atau terbuang.
3. Komparasi CLC dan AAC
1. Warna
Bata ringan jenis CLC memiliki warna abu-abu karena ada penambahan pasir tambang atau pasir sungai. Sedangkan karena bahan bakunya berasal dari kapur dan pasir silika maka bata ringan AAC memiliki warna putih.
2. Ukuran dimensi
Hebel CLC memiliki bobot yang lebih berat jika dibandingkan dengan hebel AAC, yang disebabkan oleh perbedaan dari sisi material penyusun dan proses pengolahan.
3. Pembuatan
Hebel CLC dibuat dengan peralatan standar sehingga hasil produksinya terbatas dan tidak begitu presisi. Sedangkan hebel AAC dibuat dengan peralatan berteknologi modern sehingga kapasitas produksinya lebih banyak dan hasilnya lebih presisi dan seragam.
4. Bahan perekat
Pemasangan bata CLC bisa menggunakan semen biasa, sementara bata AAC memerlukan perekat khusus yang biasa disebut dengan mortar.
5. Harga
Bata CLC umumnya lebih murah dibandingkan dengan bata AAC, meski selisih harganya sebenarnya tidak terlalu jauh.