Banyak orang yang cenderung memilih bata ringan daripada bata merah karena bata ringan memiliki ukuran yang lebih besar, kekuatan yang lebih tinggi, dan bobot yang lebih ringan.
Dalam pembangunan rumah dan bangunan modern, masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan bata ringan sebagai pilihan utama, karena bata ini memiliki berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan bata konvensional.
Meskipun ada dua jenis bata ringan yang populer, yaitu bata ringan AAC dan bata ringan CLC, banyak orang masih bingung dalam memilih di antara kedua jenis tersebut.
A. Bata Ringan Jenis Autoclaved Aerated Concrete (AAC)
Jenis AAC adalah batu hebel beton seluler yang memiliki gelembung udara. Gelembung ini terbuat dari reaksi kimia. Bahan campuran dari bata jenis AAC yaitu semen, kapur, gypsum sedikit, pasir kwarsa, pasta aluminium, dan air.
Pasta aluminium ini berfungsi sebagai pengembang dan pengisi udara kimiawi. Pembuatan hebel AAC tergolong sederhana. Setelah jadi, hebel AAC berwarna putih cerah dengan bobot ringan.
Dalam proses pengeringan bata ringan AAC mengalami pengeringan dalam mesin oven autoklaf sebagai proses pengeringan sekaligus pematangan. Selain itu, For your Information dalam sejarah bata ringan aac ini pertama kali dikembangkan di swedia pada tahun 1923 yang kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman pada tahun 1943. Dan Umumnya bata ringan aac diproduksi oleh pabrik besar kemudian di distribusikan kepada supplier atau distributor bata ringan lainnya,
B. Bata Ringan Jenis Cellular Lightweight Concrete (CLC)
Beton selular yang mengalami proses curing secara alami, CLC adalah beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) diganti dengan gelembung udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik yang kurang stabil dan tidak ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan, foam/busa berfungsi hanya sebagai media untuk membungkus udara.
Pabrikasi dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard, sehingga produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan yand didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 kg/m³ sampai 1.800 kg/m³ dan kekuatan dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N/mm².
Pada CLC Gelembung udara yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain, sehingga penyerapan air jauh lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti korosi, beton dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan pla-ster, seperti pada AAC, hanya cukup di cat saja. Penyerapan air lebih rendah daripada di AAC dan masih cukup baik dibandingkan dengan beton konvensional.
Perbedaan lain bata ringan AAC dan CLC
Bata ringan AAC berwarna lebih putih karena adanya proses campuran kapur. Pada pembuatan bata ringan CLC mempunyai warna Abu karena campuran pasir Berat bata ringan AAC berkisar 6 kg dan bata ringan CLC lebih berat yaitu 10 kg. Pada penggunaan aplikasi pemasangan pada bata ringan AAC harus atau bisa menggunakan semen instan atau mortal sedangkan bata ringan CLC dapat menggunakan semen biasa